Kalau kamu lagi cari game mirip Apex Legends di PC, kamu datang ke tempat yang pas. Ada banyak banget game mirip Apex Legends di PC yang bisa ngasih pengalaman main game tembak-tembakan yang cepat, agresif, dan teamwork yang solid. Lima game mirip Apex Legends di PC yang saya pilih ini bisa jadi obat kalau kamu lagi suntuk push ranked. Tinggal pilih aja mana yang paling klik sama gaya main kamu. Yuk, langsung cek!
Game Mirip Apex Legends di PC
Kalau kamu lagi hunting game mirip Apex Legends di PC, kamu bakal nemuin banyak pilihan, tapi nggak semuanya punya feel yang tepat. Di bawah ini saya bahas ringkas cara main, gameplay, dan bagian mana yang paling “mirip Apex”-nya, supaya kamu kebayang sebelum main game ini. Baca terus—siapa tahu justru ketemu “rumah baru” buat squad kamu.
Fortnite

Fortnite itu salah satu game mirip Apex Legends yang fenomenal. Bukan cuma karena kolaborasi IP besar dan konser virtual, tapi karena battle royale-nya sendiri fun, responsif, dan rajin diupdate. Kamu bisa main mode Build (bangun cover/rotasi real time) atau No Build (fokus ke aim dan positioning). Flow match-nya cepat sekitar 15 menit, banyak event mini di map, NPC, misi harian, dan kendaraan buat rotasi.
Cara mainnya simpel: drop dari Battle Bus, loot, penuhi objektif opsional biar cepat naik battle pass, dan rebut posisi aman saat circle mengecil. Movement modern seperti sprint, slide, mantling bikin duel jadi dinamis. Di No Build, cover-nya natural dan jalur rotasi jadi kunci—mirip gunfight ala Apex.
Bagian mirip dari Apex Legends-nya terasa jelas saat kamu main No Build: pace pertempuran yang padat, dan duel yang dituntun oleh aim serta timing utility. Slide dan mantling bikin transisi high ground–low ground luwes—rasanya familiar buat kamu yang biasa “slide-peek, tap-tap, reposition” di Apex. Dan kayak di Apex, Fortnite sering menghadiahi pemain proaktif: maju ambil posisi, selesaikan objective kecil, lalu paksa fight di timing kamu.
Kelebihan:
- Update konten rutin, event kreatif, map selalu berubah.
- Punya dua tipe bermain (Build/No Build) jadi pilihan sesuai selera.
- Movement gesit, duel terasa cair, rotasi seru dengan kendaraan.
- Aksesibel buat pemula tapi tetap punya skill ceiling tinggi.
Kekurangan:
- Toko kosmetik rotasi bisa terasa FOMO.
- Build mode punya kurva skill tambahan yang bikin sebagian pemain enggan.
- Event item bisa bikin TTK sesekali terasa swingy.
- Balance per season kadang naik-turun rasanya.
Titanfall 2

Kalau kamu kangen akar movement Apex, Titanfall 2 itu jawaban yang paling tepat kalau ditanya game mirip Apex Legends. Ini karya Respawn yang melahirkan DNA slide cepat, wall-run, double jump, dan “combat parkour” yang jadi standar emas FPS lincah. Campaign single-player-nya pendek tapi brilian; multiplayer-nya rollercoaster akrobatik yang nagih.
Cara mainnya membagi kamu antara dua “mode”: pilot super lincah di darat dan Titan berat yang jadi power spike di momen tepat. Kamu loncat dari dinding ke dinding, meluncur di koridor, lalu masuk ke Titan buat duel jarak menengah—lalu keluar lagi untuk flanking parkour. Senjata-senjatanya punchy dan desain levelnya membebaskan kamu untuk eksplor segala rute yang ada.
Kenapa disebut game mirip Apex Legends? Bagian mirip Apex paling kerasa di movement dan gunfeel. Slide yang buttery-smooth, momentum saat chaining lompatan, hingga sense of flow waktu kamu masuk-keluar cover—itu semua “Apex” banget. Lore Titanfall juga satu semesta dengan Apex, jadi tonalitas sci-fi-nya terasa familiar. Walau bukan battle royale, Titanfall 2 menghadiahi pemain yang berani ambil high ground, timing engage, dan mengeksekusi mekanik dengan rapi—sama seperti kunci menang di Apex.
Kelebihan:
- Movement terbaik di FPS tradisional; combat parkour memuaskan.
- Campaign single-player singkat tapi sangat memorable.
- Gunplay presisi, time-to-kill terasa fair dan rewarding.
- Desain level kreatif dengan set-piece “wow” di tiap bab.
Kekurangan:
- Lobi multiplayer bisa sepi di jam/region tertentu.
- Bukan BR—nggak ada sensasi last-squad-standing.
- Kurva belajar movement cukup tinggi untuk pendatang baru.
- Konten baru resmi sudah lama tidak keluar.
Call of Duty: Warzone

Warzone membawa skala besar, gunfeel COD yang solid, dan ide Gulag yang ikonik. Ritmenya agresif, rotasi jarak jauh itu normal, dan fight jarak menengah–jauh jadi poin yang utamanya di sini. Kontrak (bounty, recon, scavenger) bikin kamu bergerak; cash dan Buy Station membuka akses loadout sehingga permainan cenderung build-centric.
Cara mainnya: drop, cari cash cepat, panggil loadout, dan rebut key area. Gulag memberi “kesempatan kedua” ketika kamu kalah—menambah tensi unik. Armor plate, lethals/tacticals, dan killstreak menambah lapisan taktik setiap push.
Nah, disebut sebagai game mirip Apex Legends ada di bagian tempo dan pentingnya keputusan tim. Warzone menuntut squad untuk disiplin, menjaga high ground, dan menyerang dengan setup utility yang matang—mirip mid/late game Apex saat kamu ngatur third-party momentum. Komunikasi callout juga penting banget di mana peta besar dengan banyak POI menciptakan momen chaotic yang familiar buat kamu yang terbiasa “dengar tembakan—kita third party sekarang atau nanti?”
Kelebihan:
- Gunplay COD presisi, recoil/TTK memuaskan.
- Peta luas dan kontrak bikin match anti-bosan.
- Gulag memberi layer gameplay unik dan momen clutch.
- Progression dan loadout bikin identitas build yang kuat.
Kekurangan:
- Loadout terlalu dominan bisa mengerdilkan eksplorasi loot.
- Gulag/respawn kadang terasa tidak adil soal tempo fight.
- Meta senjata bisa mendikte pilihan dan bikin homogen.
- Isu cheater/performansi pernah mengganggu hingga sekarang.
CS:GO – Danger Zone

Danger Zone adalah versi battle royale ala Counter-Strike: kecil, taktis, dan mematikan. Pemain 16–18 orang, durasi singkat, dan semua keputusan mikro (dengar langkah, jaga sudut, kelola ammo) diminta untuk bawa tablet buat belanja, drone nganter pesanan, dan zona heksagonal yang sesekali dibombardir.
Cara mainnya: klaim landing zone, loot cash & perlengkapan, beli senjata via tablet, dan kelola posisi saat zona mengecil. Ammo minim, jadi duel itu jarang dilakukan di game mirip Apex Legends yang satu ini. Ini BR yang menuntut kendali diri karena kamu tidak bisa asal menghabiskan peluru.
Bagian mirip Apex lebih ke ketegangan dan nilai informasi. Seperti di Apex, positioning dan rotasi menentukan apakah kamu menutup jarak aman atau malah keburu di-third party. Clutch 1vX jadi momen highlight, dan komunikasi singkat yang jelas bisa mengubah hasil duel. Bedanya, Danger Zone meminimalkan “kemewahan” ability/movement—ini murni aim dan otak. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari game mirip Apex Legends ini?
Kelebihan:
- Taktikal, intens, durasi singkat—pas buat sesi cepat.
- Aim dan game sense benar-benar dihargai.
- Integrasi ekonominya unik untuk BR.
- Bawa skin ekosistem CS jadi nilai tambah estetika.
Kekurangan:
- Skala kecil—tidak punya epic chaos ala BR 100+ pemain.
- Minim verticality/abilities dibanding BR modern.
- Ammo sangat terbatas—frustasi di awal buat pemain baru.
- Konten map/mode relatif minimal.
Overwatch 2

Overwatch 2 bukan BR, tapi kalau kamu suka sisi hero-based dari Apex—sinergi skill, timing ultimate, dan objektif taktis—ini kandidat terdekat sebagai game mirip Apex Legends yang harus dicoba. Format 5v5 bikin tempo lebih brawler; banyak stun dihilangkan sehingga action lebih lancar. Roster hero besar dengan kit yang saling melengkapi.
Cara mainnya: pemain 5v5 (Push, Escort, Hybrid, Control), pilih hero sesuai komposisi, dan kelola ultimate sebagai sumber daya tim. Tank kini lebih agresif, support makin vital, DPS berburu picks penting.
Kemiripan dengan Apex terasa pada cara tim menyusun win condition dari kombinasi ability. Seperti menggabungkan horizon lift + granat asap + scan di Apex, di OW2 kamu mengejar momen kombo ult atau pick kunci sebelum menyerang. Aim tetap penting, tapi keputusan tim, cooldown management, dan posisi makro lebih menentukan kemenangan. Untuk tahu kelebihan dan kekurangan dari game mirip Apex Legends ini, cek di bawah ya:
Kelebihan:
- Roster hero berkarakter dan kit unik, banyak gaya main.
- 5v5 bikin pace agresif dan duel individual bermakna.
- Audio/feedback tempur memuaskan, kill terasa “nendang”.
- Update musiman dengan map/hero baru menjaga meta bergerak.
Kekurangan:
- Solo queue bisa melelahkan kalau komposisi tim tidak sinkron.
- Meta tertentu bisa mendominasi hingga patch berikutnya.
- Bukan BR—tidak ada sensasi last team standing.
- Learning curve role/hero cukup tinggi untuk pemain baru.
Sebagai sesama gamer, saya tahu tiap orang punya sweet spot. Ada yang ketagihan duel high-mobility, ada yang doyan kombo ability rapi, ada yang lebih senang dengan sensasi menegangkan di circle terakhir. Lima game mirip Apex Legends di atas menghadirkan kemiripan tapi nuansa berbeda: movement, pace, teamwork, dan clutch. Coba satu-dua dulu yang paling nyantol, ajak duo/trio kamu, dan rasakan sendiri apakah benar gamenya mirip atau tidak. Siapa tahu “pelarian” dari ranked Apex ini justru jadi game utama baru kalian.